30.8.13 - 0 komentar

and the tears falling..

i've learned anything from my life. a crucial point from a word, LIFE. one point, that i had given a pressure on it.  i must stay away from this point. but, now, i'm precisely falling on that point. that point was.. expect too much. yeah, maybe i expect too much. life is not easy like my fiction story.

or may be, i'm just too difficult to be understand? too sin to be known. or, i can't change myself to be what you want? when the tears drop i never want you see it. just riding my bike, and let the tears down. sorry for always making you bothered. i tell you all my sadness because i believe you can drown out my anger. just it. i assume that i'm just having you , only you.. that's my reason...
30.4.13 - 0 komentar

lagi lagi


lagi lagi aku mendapati ibuku yang diam diam menatapku, saat dia pikir aku tak menyadarinya. jelas kulihat dari sudut mataku, dia menatapku. Dan jika kuterjemahkan, dia menggumamkan sejuta doa untukku. Untukku yang kadang selalu membantahnya. Yang mempunyai seribu alasan ketika dia menyuruhku membuatkan teh untuknya, sekedar memijat kaki dan tangannya yang lelah. Dan inilah yang semakin menggores hatiku.. saat dia menatapku seperti ini. Tatapan yang penuh harapan, dimana dia meletakkan tumpuan padaku "kamu akan membuatku bangga,nak". Seperti menamparku bahwa sampai detik ini, aku belum bisa menjadi apa yang dia inginkan. Meluluskan permintaannya pun aku belum mampu. Dan bagaimana bisa aku mengingkari janjiku sendiri? aku memang tak pernah berjanji padanya. Hanya janjiku sendiri, bahwa aku menjaga apa yang selalu dia tekankan padaku. Bahwa setidaknya, walaupun aku belum bisa membuatnya bangga, paling tidak.. aku tak membuatnya malu. Bagaimana bisa??? bagaimana bisa aku akan mengingkari janjiku pada diriku sendiri? yang seandainya tetap kuingkari dan ibuku tak tahu, dan meskipun dia tahu, dia hanya akan diam. Menangis dalam sujudnya di setiap malam. Dan bukankah itu hanya akan membuatku semakin tersiksa.. tak bisa menceritakan segalanya padanya lagi? dan ketika kulihat dia memperhatikan aku lagi, seketika aku seperti diguyur air sedingin es.. bahwa selama ini aku banyak menyakitinya dalam diamku. Lagi-lagi aku mendapati ibuku diam-diam memperhatikanku dengan sejuta gumaman doa dan tumpuan untukku.
27.4.13 - 0 komentar

JOMBLO ELIT


Jomblo. Sebuah gelar yang diberikan untuk sesorang cowok  yang belum nemuin tulang rusuknya atau seorang cewek yang belum ditemuin sama yang ngasih tulang rusuk. Apapun itu, jomblo itu gelar tak terbantahkan buat YANG GAK PUNYA PACAR ! nilai mati itu men. Kenapa gue ngomongin status jomblo? Karena jomblo adalah wadah pembulian yang tepat dan akurat bagi mereka yang bangga sama status BERPACARAN mereka. Dih dih… gitu aja udah songong, dikira jadian itu podium kemenangan apa? Jadian itu backstage tempat para tokoh ngelepas topeng broo.. hahah (pembelaan).  Balik lagi ke jomblo. Kalo buat para pasangan, sabtu malam itu adalah sebuah nilai plus dari 7 hari, lain lagi buat para jomblo :D. yepp.. sabtu malam adalah neraka lapis tujuh. Sarang kegalauan dan kesuntukkan tak terperi. Gimana enggak, mau mantengin temlen twitter, isinya cuman mesra2an temen sama pacarnya, belom lagi kalo kita follow mantan kita, terus itu mantan janjian mau ketemuan sama pacar barunya. Rawrrrr… pengen gue giles injek injek terus gue cocol sama sambel kacang deh.  Telen tanpa dikunyah.  Mau standby di facebook, yang diupdate cuman hasil foto berdua, yang ngemut eskrim lah, yang pasang muka sok mesra dan bahagia gitu (tunggu aja tuh, bentar lagi nyesek),  sampe foto yang ngemut hothotpop sambil manyun (tetep berdua -___-). 
Enough, itu derita kaum jomblo, termasuk gue !
Sama seperti sekarang, harusnya, gue duduk disini sama seseorang spesial, menghabiskan waktu di lesehan trotoar di pinggir lapangan pemda. Ditemani kopi dan membicarakan masa depan. Pacaran -à nikah-à punya anak (honey.. kita besog punya anak 5 yah, terus langsung buat tim basket gitu, terus menangin NBA terus kita teriak “ITU ANAK KAMI PAK OBAMA”) à punya cucubuyut bahagia selamanya. Walaupun itu rumus dasar sebuah hubungan, kenyataannya??ngesot sambil garukgaruk. Ngomongin soal kenyataan, gue disini bukannya lagi duduk sama seseorang spesial, gue malah ngejonggrok disini sendirian, ditemenin secangkir kopi hangat yang gue beli dari warung lesehan di deket gue, dimana yang jual juga punya tampang galau segalau galaunya. Katanya sih kucingnya minta dikawinin sama curut.  Di depan gue orang lalu lalang menggandeng tulang rusuknya, duduk di hamparan rumput lapangan pemda dengan kepala tulung rusuknya dibahunya, bersepeda bersama tulang rusuknya (Mklum, lapangan pemda ini pusatnya mudamudi ngabisin malem minggu di kota, salah, kabupaten gue, FYI aja sih). Sungguh ! dunia macam apa ini hah? Apakah ini tempat dimana gue harus koprol terus bilang waaawww?? Apakah gue musti jadi tokoh antagonis bawa senapan terus bilang “serahkan satu tulang rusuk untuk saya dan kalian akan saya biarkan hidup !” ? ahh  K gak elit bgt yee?
” Embeekkk”. Tiba-tiba gue denger suara kambing disudut lapangan. Ebuset, ada juga yang bawa  kambing malming gini. Sarap! Tapi setelah gue perhatiin, ituh kambing gak sama majikannya. Dia gak sendiri, ada dua ekor kambing. Yang satu kece banget, dengan tanduk keriting, berkacamata funky, berkemeja kotak-kotak, sepertinya ikut merayakan kemenangan Jokowi (yang terakhir lupain) dan yang satu, wanita, berbulu halus seperti habis menipedi. Oh gosh… sikambing pun malem mingguan sama tulang rusuknya. Sedangkan gue????gue kalah sama kambing ! KAMBING ! EMBEK
“pulang yuk bang”, tiba-tiba sesosok cewek tinggi rambut setengah pirang muncul didepan gue. Bukan, dia bukan jin atau setan. Walaupun kalo boleh gue sebut, dia itu embahnya setan sama jin dan kuntilanak yang dikloning jadi satu. Dia adek gue satu-satunya, si Curut. Iya namanya curut, item buluk kurus terus ileran gitu. Hahha, becanda. Namanya Aul, kelas 3 smp.
Pas gue bangun, dia malah duduk. Setan banget kan dia. “ntar ah bang, ini surga buat gue”, dia bilang. Pengen gue pithes kepala ini bocah.. dengan terpaksa gue balik duduk.
“bang, lo liat gak cewek yang senderin kepalanya ke bahu cowonya itu?”
“enggak”. Jawab gue ngasal.
“enak ya bang punya pacar terus malem  mingguan gini. Kok Lo ga sama pacar lo bang?”
“kaga”
“emang pacar lo kemana bang, gak punya pacar ya?ciee yang gak punya pacar ciyeee”, wah bener-bener deh ini anak, minta dikasih jurus seribu bayangan, dikamehame terus lemparin kelaut deh. Gue diem, adek gue ini kecil-kecil ngeselin banget, kek kutu makin kecil kalo ngeggit makin menjadi. Dalem, ngebekas bgt  “trus lo liat gak yang naek sepeda berdua itu bang?”,katanya sambil nunjuk ke tengah lapangan. Gue diemin aja itu bocah.
“ini tuh surga buat gue bang”,
“surga apaan curut! Ini ituh lapangan pemda. Gue nungguin lo dari jam 7, kedinginan, nyaris collaps kebanyakan liat orang gandengan. Lo bilang surga?”
“iya surga.nyiksa elo disini tuh kek terbang ke langit ke tujuh pake unicorn terus mampir ke negeri di atas awan lanjut terjun ke pelukan zayn malik muehehe… Lo liat kambing itu? Masa abang gue yang kece begini kalah sama kambing?hhha kambing aja pacaran noh..”
Demi apa, kenapa gue dapet adek model begini. Kalo ngomong gak ada abisnya, entah apa merek batterai yang dipasangin di dia. On mulu ! kek terompet gopekan, fals bgt.
“eh curut. Gue disini juga disuruh ibu ngejemput elo selesai les. Kalo gak gara-gara lo…”
“jomblo musti elit tahu. Tampang lo melas bgt bang. Semacem onta habis dikawinin sama dinosaurus terus ngelahirin bayi hamster.”
“lah, apa hubungannya onta, dinosaurus sama hamster?”, tanya gue. Kok aneh bgt sih adek gue ngibaratinnya K dari mesir lanjut ke zaman purba terus lari ke hamster di rumah? Wah gila ini bocah, kebanyakan les malah jadi gejelas gini.
“ya coba lo bayangin.. wajah onta kek gitu dikawinin sama dinosaurus. Terus tiba2 aja ngelahirin hamster?dia bingung kan itu anak siapa, yang ada itu onta langsung joget gangnam style..”
“ah terserah elo deh.. “, kata gue pasrah. Gue gangerti omongan ini mau dibawa kemana.. ibarat kambing gue udah pasrah mau dipotong apa mau dikawinin sama kucing. Gue udah depresi ngadepin adek gue , buram.
“bangga aja jadi jomblo bang. Berarti elo punya banyak waktu buat masa depan, banyak waktu buat milih tulang rusuk terbaik. Ketawa ngakak pas yang lain mewek gara-gara diPHPin, diselingkuhin,diputusin. Dan elo bisa fokus sama kuliah, fokus sama kerjaan.”
Ngeeekk.. ini adek gue kesambet setan mana. Daritadi ngelantur gak kenal arah, dari unicorn lari ke zayn malik, dari mesir lari ke hamster. Kok tiba-tiba jadi mario teguh kw 5. Ck..ck..ck.. apa jangan-jangan in pertanda kalo hamster gue emang minta dijodohin sama kucing tetangga?apa ini pertanda kalau raditya dika kehilangan keabsuradnya dan apakah ini pertanda bahwa kambing di sudut lapangan sudah berjanji di altar gereja???apapun itu..
“jadi…puk puk.. jadilah jomblo elit bang”, kata Aul bangkit dan mempukpuk kepala gue.
Anjrit.


26.4.13 - 0 komentar

seharusnya ini ....

alasanmu memang beralasan.. 
dan ketika aku melihatmu berbicara tentang detik yang telah kamu lukiskan, detik itu juga aku tahu. tapi, apa akan kutekan egoku? aku mengerti sepenuhnya, disini aku belajar banyak tentang definisi "satu menjadi sepasang" tapi apa harus kutekan egoku? bukan ego. hal yang "kita anggap berbeda", saat ini? masuk akal.. ini terbaik untuk ku dan untuk "mereka" nantinya. Andai bisa kujelaskan alasanku secara lebih beralasan dari alasanmu..

bisakah ku uraikan?? mungkin seharusnya ini bukan soal pilihan ganda...bolehkah ku pilih duaduanya? andai kau bolehkan (⌣__⌣) hanya andai... 

8.4.13 - 0 komentar

Mengambang~

untuk menjelaskan maksud dan perasaanku itu seperti menyelesaikan sebuah rumus, dimana aku tidak tahu darimana harus memulainya. seperti ada rumus ganda untuk menyelesaikannya dan aku masih terpaku pada pilihan pilihan itu. bukan apa apa.. tapi aku hanya bingung harus mengambil rumus yang mana agar lebih sederhana dan tidak membuat orang yang membacanya nanti merasa pusing dan tak paham maksudku. dan pada akhirnya hanya akan menjadi sebuah kesalahpahaman.

begini saja..
aku mungkin terlihat rapuh, tapi aku kuat. dan mungkin aku terlihat begitu kuat menghadapi apapun.. tp nyatanya aku begitu rapuh. aku saja bingung dengan diriku sendiri.. aku akan bisa mengabaikan permasalahan sebesar apapun, dalam sandiwaraku, itu mudah saja. tapi jika aku terlalu lama menyembunyikannya, akulah yang akan tumbang.. dan untuk permasalahan kecil, aku masih bisa mengendapkannya. ya mengendapkannya dan suatu saat nanti akan menjadi penuh dan lagi lagi aku akan meledak sebelum akhirnya tumbang.

entahlah,  aku ingin menuliskan apa yang aku rasakan. tp nyatanya sekarang.. aku tak bisa. entah mati rasa atau apa... tp. entahlah. aku hanya begitu...
3.4.13 - 0 komentar

duasatuku

Thursday, April 4th. 9.21 am

aku sudah menjadi 21 :) selamat datang duasatuku...
mau nulis apa ?? emm.. just wanna say thanks to Dearku Fajar Noviyanto a.k.a FAY for coming in my last twenty till now.. love yaaa :* .
Terimakasih buat semua yang udah ngedoain aku .. aku cinta kaliaaaaaaaannn ! *kok malah kek kirimkirim salam radio ya? -___-* <---- p="" skip="">intinya... terimakasih untuk semua berkah yang dikasih Tuhan dan kalian, sampai aku bisa hirup nafas sampai di duasatuku *lempar bunga*

duapuluhku kemaren..banyak hal berubah. in outside.. aku tidak bertambah dewasa, masih celelekan dan cengengesan ngadepin apapun. ketawa ketika masalah demi masalah dateng.. menjadi anak-anak sebisaku. but inside.. menurutku aku semakin matang, semakin dewasa dan semakin tenang ketika memikirkan sesuatu. tapi satu hal yang kubanggakan.. ketika aku berprinsip tak ada yang bisa mengalahkanku *kui egois jenenge* LOL. apapunlah... aku masih keras kepala seperti dulu :)

dan duasatuku..
sampai detik ini aku masih sama.. hanya usiaku yang semakin tua bertambah. aku masih berakting seperti anak-anak.. bebas, tertawa lepas dan... seperti tak ada beban yang diletakkan padaku. alasanku hanya satu.. aku tak ingin membuat hidup ini semakin rumit :)

and.. aku juga minta maaf untuk orang-orang yang benci tidak terlalu suka dengan cara ku hidup. cara ku berbicara, caraku bertingkah. aku hanya ingin menunjukkan bahwa aku baikbaik saja atas semua yang kulewati atas semua yang kumiliki dan atas semua yang kurasakan. itu saja...

and for Last Story In Midday.. terimakasih, aku bisa merasakan hidup di dalam sebuah band. dimana dulu itu hanya sebuah imaji...

semoga duasatuku berkah {} amen.



22.3.13 - 0 komentar

perkata malam ini


Jam 22.15

Gue gak tahu kenapa mata gue masih melek sampai jam segini… headphone masih nancep di kuping gue dan suara Madilyn Bailey nemenin gue, sampe detik ini. Nama fay *masih* di kepala gue. Yang tiap beberapa menit sekali bunyi kek alarm. Mungkin dalam nyata gue akan sekuat tenaga ngomong bahwa gue gak akan berharap banyak saat ngejalanin ini semua bareng dia. Tapi detik ini.. gue tahu, seberapa besar perasaan gue ke dia. *sigh* gue tahu.. gue beneran sayang dia. Gue gak tahu ukuran itu seberapa.. yang jelas. Gue sayang fay.

Tp trauma itu mungkin gak bakal ilang dari hidup gue. Trauma di khianati. Ketika gue dengan sekuat tenaga mencintai seseorang.. dengan segala upaya gue mencoba bertahan menghadapi semua kegilaan yang pernah dilakuin ke gue.. gue masih trauma tentang perasaan. Itu alasan knpa gue terlalu ngiket perasaan gue.. gue belum bisa sebebas dulu buat sayang ke cowok.

Otak gue kedikte buat selalu siap disakiti. Sebagian retakan hati gue tersolatip saat fay masuk ke idup gue. Ketika detik menit dan jam atas hadirnya menjadi perekatnya. Ketika dia bersikap sederhana tp terlalu manis untuk keterima, setelah semua pengkhiatan yang kuterima dulu.  Tp aku masih terdikte untuk berpikir kemungkinan terburuk.. kemungkinan ketika retakan yang dia satukan suatu saat justru akan dipecahkan lagi. Dan entah akan seberapa parah kerusakannya nanti.

Gue emang udah ngadepin banyak hal.. banyak hal terburuk sepanjang hidup gue. Tapiiii…….

Gue terlalu takut menghadapi keadaan nantinya…


4.3.13 - 0 komentar

Epilog ! #Part II


Donara Dhamas P ( 21 yo- mahasiswa Teknik Elektronika)
Sesekali gue ngelirik jam tangan di lengan kanan El. Baru setengah jam nongkrong disini. Waktu lama banget rasanya. Seandainya gak ada El, gue udah ikut nimbrung obrolan Lukas, Dipta, Ari sama Niko yang lagi ngomongin rencana modifikasi motornya Lukas. Kenapa tadi gue ngajakin El sih?? Argh.. niatnya kan gue pengen El kenal sama temen temen gue. Bukan apa apa, tapi masalahnya di sini tuh ada citra. Fyi aja, Citra tu mantan pacar gue, danEl tahu itu. Entah apa yang dia pikirkan sekarang, dia hanya memainkan 10 tutup botol minuman soda, menyusunnya tinggi, menatanya dan kadang memukulkannya satu dengan yang lain.  Gue tahu dia bosan, cemburu atau malah menikmati??! Sesekali dia ikut tertwa dengan lelucon citra, tertawa lepas dan kelihatan seperti benar-benar tertawa. Padahal dia tahu, lelucon itu adalah kenangan gue bareng citra. Ah.. Elmilia. Gue gak ngerti gimana otak dia bekerja. Seharusnya kan dia marah sama gue, dongkol sama gue?? Karena gue ketemuin dia sama citra. Tapi emang bukan maksud gue ketemuin mereka. Gue gak tahu kalo citra juga disini.. ini pasti akal-akalan Dhimas buat ngerjain gue. “ Udah, diemin aja, jangan dengerin”, bisik gue ketika gue liat El mulai makin panas.

“Ra? Lo inget kan pas sepatu gue dimaling?” citra nanya ke gue. Sialan ni bocah.
“Hah? Kapan cit?”, jawab gue acuh. Gue perhatiin El yang lagi nyender di bahu gue, melempar tangkap tutup botol. Dan dia ikut tertawaketika semua orang tergelak. Padahal gue yakin dia gak tahu leleucon apa yang mereka ketawain barusan.

El menarik nafas panjang. Setengah tersenyum. El emang biasa aja, dia gak secantik citra, Dina, Puri atau mantan pacar gue yang lain. Dia kelihatan polos dengan apa yang dia miliki. Kelihatan seperti anak SMA. Gak seanggun Citra. Dan seperti yang selalu dia tekanin ke gue, dia itu katanya spesies asing dari neptunus, aneh dan langka. Itu kata dia. Kadang gue juga sadar keganjilan yang dia punya. Kadang risih juga. Tapi, gimanapun, dia pacar gue.

Tapi dia berbeda. El selalu menyampaikan sesuatu secara mengambang, sikapnya sulit diuraikan. Untuk tahu dia sedang marah atau tidak itu serumit rumus fisika. Sejauh ini dia belum pernah marah. Mungkin hanya beberapa menit dia cemberut, tapi setelahnya dia kembali cengengesan. Dan itu biasanya dia tunjukkan saat dia cemburu, saat dia merasa tak pantas, saat pandangan gue terlalu meremehkannya. Tapi ada kalanya, dia menjelaskan perasaan dan maksudnya secara tegas. Soal prinsip hidup, dia sama sekali bukan El. Dia seperti bung Tomo hahahha

Citra masih terus melucu, dengan lelucon yang masih tak lepas dari gue. Gue perhatiin El mulai melupakan tutup botolnya. Wah.. bahaya nih kalo sampai dia angkat kepalanya dari bahu gue.. ngejauh. Bisa jadi dia ngamuk pas gue anter pulang.
And….
Dia angkat kepalanya!! Gue cuman nunduk. Sial, kenapa ketemu citra sih. Itu mulut gak bisa berenti apa! Cari masalah. Demen bgt ngeliat gue ribut. Iya lucu buat lo Cit, buat El.. ini bisa jadi Hellday.
El menyentuh telapak tangan gue, reflek  gue ndongak, ngeliatin dia. Apa maksudnya. Dan dia tersenyum.. senyumnya tulus.. penuh makna.

Nah, apa gue bilang. Itu otak gak bener deh. Dari tadi di panasin mulu, dikomporin, harusnya dia cemburu, marah kan??

Gue emang buka cowo pure baik. Gue punya sisi jelek secara umum laki-laki. Gue gak pernah janjiin apa-apa sama El. Tapi sesuatu di mata El selalu ngebuat gue susah bohongin dia. Tentu gue pernah kecuin dia. Tapi El tahu itu, dia cuman diem. Dan ngeliat dia senyum sekarang, gue tahu, gue gak salah sayang sama El. Gue masih ga bisa janjiin seseuatu yang abadi. Tapi satu yang jelas gue bisa lakuin buat dia. Gue bales senyum dia.

Gue akan berusaha gak nyakitin Lo El …
21.2.13 - 0 komentar

Epilog ! #Part I


Tittle : Epilog !
setelah minggu siang itu.. jadi kepingin nulis ini...

Elmilia Dista harjanta (El) – 19 yo – Mahasiswi Sastra Indonesia
Jengah. Gue pandangin sekerumunan makhluk di depan gue, ngobrol kesana kemari dengan topik masing-masing. Desta (kaos polo hitam) dan Dodi (sirambut Takiya Genji) lagi sibuk ngomongin Real Madrid vs Barca. Dan gue gak hafal namanya, ada 4 cowok di sisi kiri gue, sibuk berdebat modifikasi motor. Dan Citra (rambut sebahu, kaos biru), Kak Diana, Kirana dan Thomas lagi bercanda di sisi kanan gue duduk.
Gue menarik nafas. Pfff… tempat macam apa sih ini. Gue merasa seperti makhluk asing dari neptunus brooo… kalo aja Donara gak lagi maenin rambut gue, bisa jadi gue gak inget kenapa gue bisa terdampar disini -___-
Gue udah empet bgt disini !
Oiya, Donara itu cowok gue. Temen-temennya sih manggil dia Ara. Tapi gak tahu kenapa, gue manggil dia DONA muehehe.
Gelak tawa beberapa menit sekali terdengar. Dan gak tahu kenapa mata gue gak lepas dari Citra, yang menurut gue dari tadi ngeliatin gue, ngeliatin Dona, saat dia pikir yang lain gak merhatiin, saat dia pikir gue gak liat. Padahal gue tahu aja kalo diperhatiin. Kalo aja Dona belum cerita apa-apa, mungkin gue bakal mati penasaran disini sama kelakuan Citra yang ganjil  . yang pandangannya MENELANJANGI BANGET. Bikin keki se keki kekinya.
Jadi namanya Citra Maharjati, mahasiswi Manajemen, kakak angkatan gue waktu SMA. Dia cantik, lebih pendek dari gue, ramah(kecuali sama gue) plus kece. anda tahu sodara??? Dia mantan pacarnya Dona! Kenapa gue tahu? Dona yang bilang. Awalnya dia gak jujur sih, ngakunya temen maen doang. Tapi gak tahu, pas dia liatin gue, dia langsung cerita panjang kali lebar kali tinggi gitu.
Gue cewek, gue tahu arti pandangan citra. Kesannya tuh dia pengen bilang “ eh, lo ceweknya Ara? Apasih yang Ara liat dari Lo? Hhah “
Dan anda tahu sodara sekalian?? Dari tadi omongannya gak ngenakin kuping. Gue tahu, dari tadi becandaannya tuh nyindir cowok gue. Nostalgia sama kenangan mereka kalik -___- hah. Gue pasang aja muka cengo gue. Maenin tutup minuman soda di depan gue.
“udah diemin aja, jangan dengerin”bisik Dona. Jangan dengerin mbahmu apa -__- suara segitu nyaring gimana gak di dengerin. Citranya juga seolah pengen ngajakin peluit polisi di pos depan saingan -___-
“ra, lo inget kan pas sepatu gue dimaling?”, tanya citra setengah berteriak, padahal jaraknya gak ada 5 meter dari Dona. Heran gue
“hah? Kapan cit?”
“itu, pas kita ke pantai. Itu kan gue nangis nangis di pasir, gak mau pulang.. trus lo lemparin pake kacang kulit. Hahah karena itu thom, gue benci sama pantai”,
Huh.. pengen gue plester itu mulut. Beneran nabuh genderang perang sama gue. Gue gak tahu becandaan apalagi yang mereka buat, gue cuman denger mereka semua ngakak. Gue ikut aja ketawa, gue kan baru aja kenal sama mereka dan becandaan mereka tuh asing, gue gak ngerti.
Gue sama Dona emang belum lama pacaran. Setau gue, dia udah lama bgt gak pacaran, lebih dari setahun kalo gak salah. Dan Citra tuh pacar terakhirnya. Gue belum bisa yakin dan percaya sepenuhnya sama Dona. Tapi yang gue tahu sekarang, gue sayang sama Dona. Gue nyaman sama Dona, dan gue pengen jalanin ini bareng sama dia. Gue gak mau berharap terlalu muluk, gue pengen biasa aja, tapi gue pengen Dona tahu apa yang gue rasain. Gue sayang diaa… gue angkat kepala gue yang dari tadi gue senderin ke bahu Dona. Dona merespon reaksi gue, dia ngeliatin mata gue. Gue tersenyum . dona mengernyit ,Seolah bertanya apa yang ngebuat gue senyum. Tapi detik berikutnya.. dia ikut tersenyum.
7.1.13 - 0 komentar

!!

I know what you're talking behind me. it's ok. but not this: You'll never be more than me, I was too tricky for you. You can not do what I could do. I'll always be one step ahead of you.
6.1.13 - 0 komentar

teori lagi (?) ep : Patah Hati


Tuhan memberi apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Gue tahu teori ini. Tapi yang gue gak tahu, gak ngerti, kenapa harus kek gitu. Awalnya gue mikir, hal yang kita pengen kan berarti yang kita butuhin??karena kebutuhan itu kan ampas dari keinginan?bener gak sih? Then, I find the answer. That’s wrong.
Gue gak tahu sih kapan pemikiran gue yang ‘random’ banget ini bisa mikir serius, ketata dan ‘rada’ lurus. Mungkin karena pengaruh usia kali yee? Gue udah bukan ababil (seharusnya) lagi kan? So, bisa jadi itulah pemicunya..
Tuhan emang maha segalanya. Tahu mana yang terbaik buat umatNya. ‘Tuhan memberi yang kita butuhkan, bukan yang kita pengen’. Gue ngerti sekarang. Apa yang kita butuhin tu emang yang bener-bener kita butuhin, bener-bener yang berguna buat kita, gak bakal sia-sia. Gimana soal ‘keinginan’ ? emm… menurut gue, keinginan itu semacem ambisi. Dimana didalemnya selalu ada tendensi. Gue gak bilang kalau keinginan itu useless, kebalikannya kebutuhan. Keinginan itu malah terkadang bisa jadi pemicu sebuah awal dari mimpi besar, yang gak jarang membuat kita menjadi lebih meyakini suatu hal. Tapi terkadang, keinginan itu hampir 75% adalah saripati nafsu. Seperti yang gue bilang tadi, Tuhan tahu yang terbaik buat umatnya, and I believe that !

Tangan gue mendorong pintu kaca di depan gue, disambut suara ‘selamat datang di alfama*t, selamat berbelanja’ dan wushh… tiupan udara dingin khas pendingin ruangan. Gue berniat tersenyum membalas ucapan mbak kasir yang bening itu, tapi langsung gue urunging. Percuma juga. Gue masih make hoodie, kepala gue gak keliatan, apalagi wajah gue. Gue langsung menuju rak faciam foam, seperti niat dari rumah tadi, ngebeli Nivea Visage. Gue langsung duduk bersila di lantai, gue gak tahu kenapa gue malah glangsar di sini. Liatin deretan facial foam di depan gue. Pikirian gue mullai beraksi lagi.

Gue udah biasa ‘gak bisa dapetin apa yang gue pengen’. Mulai dari mainan, kakak, meja kelas, beasiswa bahkan… orang yang gue suka. Tapi gue mikir, mungkin aja, apa yang gue pengen itu bukan yang bener-bener gue butuhin. Gue gak bilang gue yakin, gue terima. Gue cuman ‘mencoba percaya, mencoba yakin’ sama rencana Tuhan. Karena inilah hidup, kita ini wayang. Bukan Dalang.
Seseorang berhenti di samping gue, sepertinya mengambil facial foam, kemudian berlalu. Gue beranjak, dengan nivea visage di genggaman gue. Setengah jongkok, masih menatap jejeran facial foam di depan gue, sekedar mengulur waktu beberapa detik untukl mencairkan otak gue yang kalut. Menurunkan hoodie di kepala dan berdiri.
Tepat saat itu, dihadapan gue, Ang, diseberang rak. Masih inget Ang yang gue omongin?
Gue gak tahu kenapa kami ada di tempat yang sama. Ang mendongak. “hey…”, sapapku kikuk.
Ekspresi Ang datar, “hey.. gue duluan ya”, kemudian berjalan ke kasir. Meninggalkan semacam hantaman di perutku, seperti ada yang jatuh ke dasarnya. Aku tertunduk. Begitulah Ang akhir-akhir ini. Seperti…. Menjaga jarak denganku. Terlalu kikuk jika kusebut ‘biasa’.
Secara teori aku hafal, mungkin itu kode darinya. Dimulai dari amat jarangnya bbm gue di bale, sapa gue yang di ‘biasa sajain’ , jengah ketika berpapasan dan sebisa mungkin tidak di tempat yang sama dalam satu waktu. Padahal Ang dan gue satu RW. Itu kode bahwa gue ‘gak diinginkan’

Perlahan gue berjalan ke kasir, setelah Ang menutup pintu kaca bertuliskan “TARIK” di daun pintunya. Gue menyerahkan nivea gue ka kasir yang dengan otomatis bertanya “ada kartu AlfaMa*t mb?”. Gue menggeleng.
Ada dua opsi dalam kasus seperti ini, maju atau mundur. Mundur, itu hal yang palingbijaksana yang gue tahu. Dimana gue harus nglepasin perasaan gue dan memutar jalan sejauh mungkin buat maju ke depan. Melewati noktah berlabel “Anggara”.
“terimakasih telah berbelanja”. Gue tersenyum sekilas, kemudian berbalik menghadapi pintu tempat Ang keluar tadi. Gue tersenyum penuh. Gue akan menghadapi apa yang ada di depan gue. Kenyataan bahwa semua niat dan usaha gue ‘dibiasa sajain’. Gue adepin :D walaupun tarohannya galau gue makin kronis dan gak tanggung-tanggung bakal masuk stadium akhir. Karena sepereti Everlong, gak ada neraka untuk hati yang terluka, Patah hati adalah biasa. Muahahahhaah . dieeeeeeeeeeeeeeeeeeyyyyssss
4.1.13 - 0 komentar

monster!


terkadang aku benci pada ke diriku sendiri, ketika aku menatap kehidupan orang lain yang begitu amat sangat mudah. aku mengasihani diriku sendiri, ketika aku mejadi iri dengan kehidupan mereka. kenapa mereka layak mendapatkan apa yang kuinginkan. ketika mereka tersenyum dan tertawa, sedangkan aku disini memperhatikan mereka penuh ingin ! menjadi makhluk menyedihkan, yang berharap ketidakadilan menimpa mereka. dan aku menciptakan monster dalam batinku!
terkadang aku begitu muak dengan keapatisanku. membutakan semua indraku untuk semua hal yang tak kuinginkan. yang kupikir tak layak untuk kudapatkan.. yang tak kuinginkan. dan visiku tertuju pada satu titik. titik jauh kurasa, mengabaikan semua sentuhan dan peringatan yang menujuku.. aku tak bergeming, tetap menatap titik jauhku !
monster itu hidup padaku.. sampai sekarang ! aku muak dengan diriku sendiri !
Dancing Robot Black Blue Heart